Tuesday, January 27, 2009

goResAN tinTa akHir miNGGu

Setelah 2 hari menghabiskan waktu di kota asing ini, dengan berat hati ku harus meninggalkannya. Ku harus segera pulang untuk melanjutkan hidupku, ku pasti kan merindukan kota ini, kota yang sejuk, udara yang masih bersih dan alam yang belum banyak terjamah oleh tangan-tangan jahat manusia. Mungkin suatu saat nanti aku kembali untuk sekedar melepaskan kepenatan dengan berjalan-jalan di pematang sawah, menghirup udara segar, sambil menikmati pemandangan alam ciptaanNya. Wonosobo, kota dimana aku menghabiskan malam mingguku yah sedikit banyak aku telah mengenal kota ini. Sebelum berangkat pun orangtuku masih belum memberi ijin sepenuhnya, mereka merasa agak aneh karena tiba-tiba saja aku ingin ke Wonosobo dan lebih mengherankan lagi ku menginap di susteran PMY (Putra Maria Yosef). Malam sebelum ku berangkat Bapak tanya padaku, “Kok arep ning Wonosobo kie ngopo?Arep dadi suster po Nduk?” Ku tersenyum mendengar pertanyaan Bapak,jawabku, “Boten, namung badhe dolan.” Tidak ada alasan khusus yang menghantarku ke Wonosobo, hanya ingin maen aja dan kebetulan sahabatku sering ke kota ini tepatnya ke susteran PMY untuk menjalani bimbingannya. Yah bimbingan sebagai seorang aspiran PMY dengan begitu ku berharap sedikit banyak ku semakin mengerti keputusannya memilih jalan ini.

Kongregasi Suster Putri Maria dan Yosef didirikan oleh seorang pastor Paroki di s'Hertogenbosch Nederland, yaitu Pastor Yacobus Antonius Heeren, Pr. Pusat Kongregasi PMY di Indonesia berada di Wonosobo, kota kecil di balik Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, yang berhawa sejuk. Spiritualitas PMY berpegang pada St. Vincentius yang meniru pola hidup Yesus dan selalu menyesuaikan diri dengan kehendak Allah. Suster-suster PMY senantiasa meneladani ajaran dan semangat Santo ini. Falsafah St Vincentius adalah kerendahan hati yang mendarah daging dalam hidupnya. Kerendahan hati itu tidak mencetak manusia yang selalu frustasi dan minder, melainkan manusia yang optimis karena percaya kepada Allah. Maria dan Bapa Yosef sebagai pelaksana sabda tanpa kata. Semua yg dilakukan oleh Bunda dan Bapa kita terkasih semata-mata demi terlaksananya kehendak Allah.
Karya pelayanan kongregasi ini ditujukan untuk orang-orang miskin terutama bagi ana
k-anak tunawicara dan tunarungu. SLB yang dikelola oleh PMY letaknya jadi satu dengan komunitas mereka, sehingga setiap saat suster-suster PMY dapat memberi pelayanan bagi anak-anak tersebut. Selain itu karya kongregasi PMY untuk pemberdayaaan masyarakat sekitar dengan bertani secara organic. Di sekitar susteran PMY (Putri Maria dan Yosef) di Wonosobo ada kurang lebih 3 hektar lahan sawah milik ordo PMY yang mengelilinginya maka dengan modal ini para suster mengajar petani sekitar untuk bertani secara organik Dengan kandang sapi di tengah-tengahnya terjadilah apa yang disebut mix farming. Sisa tanaman padi untuk pakan sapi dan kotoran sapi untuk memupuk sawah.

Keramahan dan keterbukaan mereka ketika menerimaku itu yang membuatku nyaman melewati hariku di asrama novisiat itu. Kesederhanaan, ketaatan, pelayanan dan karyanya itu yang membuatku terkesan. Setidaknya aku jadi semakin mengerti kenapa sahabatku berani memutuskan untuk jadi aspiran luar kongregasi PMY.

1 comment:

Anonymous said...

Tnx uda ngertiin aku kenapa aku memilih Kongregasi ini....n aku senang km merasa senang n menemukan sesuatu berharga di sana...

Love